Lima Minggu


I wrote a some-what recap of my feelings and thoughts during my 5 week live-in program. It's in Indonesian. I can't translate it in English, because if I do, it'll just ruin the honesty in it. Long story short, I enjoyed my time with them, even with our almost-never-ending drama and issues. Thank you friends for ending up at Desa Tumbu, Karangasem.


Selama 5 minggu terakhir, gue tinggal di bawah satu atap sama 15 orang lainnya, hanya dengan satu kamar mandi. Kebayang dong ya seberapa hebohnya kalo pagi-pagi atau malem-malem? Rumahnya kecil, dan seperti model rumah Bali lainnya, kamar mandi dan dapur terpisah dari rumah utamanya. Jadi kalo mau ke kamar mandi dan dapur harus keluar rumah utama dulu. Cukup serem kalo pagi-pagi mau wudhu atau malem-malem mau sikat gigi. Tapi rumahnya nyaman, terutama dengan ke-15 orang itu. Sempet sih ada tragedi ngelihat cewe pake baju putih malem-malem, atau denger suara ketawa-ketawa, tapi makin kesini makin hilang, atau mungkin kita aja yang udah ngga se-merhatiin itu.

Awal-awal KKN bener-bener yang males dan ngga niat sama sekali. Selalu mikirnya risih tinggal rame-rame dengan cuma satu kamar mandi, dan ribet setiap hari harus masak, trus lihat kondisi dapur yang berantakan dan jorok itu bikin mau meledak. Anak-anak SD yang awalnya sangat manis dan semangat belajar tiba-tiba berubah jadi agresif, iri hati dan posesif (alhasil kadang-kadang suka males kalau udah ketemu anak-anaknya). Sampah yang ngga kita pisahin antara organik dan non-organik itu numpuk terus-terusan di pinggir rumah, dan pas mau dibuang baunya pengen bikin muntah. Bawa trash bag besar-besar naik motor untuk dibuang, bukan di desa, tapi di kota itu heboh. Sampai pada akhirnya menimbulkan tragedi lagi, sebuah drama di KKN Tumbu. Drama itu menyebar dari mulut ke mulut, sampe-sampe KK dampingan gue tau. Belum kelar juga, ada tragedi lain, dan bikin seluruh orang-orang posko KKN sedikit slek (ini cara nulisnya kah?). Tapi pada akhirnya tragedi itu juga berlalu, win-win solutions dicari dan akhirnya ditemukan.

Orang-orang di posko walaupun slek tapi tahu kalau keluarga ini bakal tinggal dalam satu atap cuma untuk 4 hari lagi. Ada yang pengen cepet-cepet pulang untuk melupakan seluruh tragedi dan drama di desa ini. Ada juga yang ngga pengen KKN nya cepet selesai karena takut rindu. Ada juga beberapa dari orang-orang disini yang akan melanjutkan perjalanannya ke Jogja, dan ada juga yang udah mulai fokus sama skripsinya. Sebenernya tinggal sama orang-orang dari fakultas dan latar belakang yang berbeda-beda ini seru. Gue banyak belajar dari mereka, mulai dari cara nyetrika baju, masak sayur-sayuran dengan bumbu Indonesia, sampe ke berita tentang calon-calon presiden dan wakil presiden 2019 nanti. Gue juga nemuin sifat-sifat orang yang berbeda, kayak ada yang orangnya gampang deg-degan, sampe mau surprise-in pacarnya aja push up dulu saking takutnya. Ada juga yang rajin banget, sampe setiap hari pasti minjem setrikaan dari kamar cewe-cewe… Tapi trus giliran disetel lagunya Simple Plan yang Jetlag langsung keluar aura moshing/punk-rock nya. Ada juga yang walaupun tampangnya rada sangar, tapi hatinya puitis. Mungkin terlalu sedikit melankolis, tapi apa sih yang ngga?

Karena nggak mungkin gue ceritain keseluruhan 5 minggu gue ngapain aja, gue mau berterima kasih aja sama semua orang-orang di desa, baik yang kerja di pemerintahan desa ataupun sebagai masyarakat, sudah mau menerima gue dan teman-teman gue yang heboh ini di Tumbu. Adek-adek SD 1, 2, 3 Tumbu dan MI Ujung Pesisi, udah mau diajak main dan belajar sama kakak-kakaknya. Terima kasih juga KK dampingan gue, Ibu Kasih, Dava dan Niniknya yang udah mau gue dan teman-teman jengukin dan ajak ngobrol. Maaf kalau pada akhirnya gue ngga memudahkan atau membantu hal di rumah. Para pembicara dan narasumber di proker-proker kami, terutama proker gue, Merah Putih Hijau Bali yang udah jauh-jauh dari Denpasar ke Tumbu, terima kasih mas Loecky dan mba Kartika. Again, I really am sorry for the inconvienience.

Gue tentunya ingin berterima kasih seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya ke temen-temen KKN Desa Tumbu gue yang udah membuat liburan ini lebih berfaedah. Kalian juga yang (walaupun harus selalu diingetin) selalu bantu-bantu untuk kekurangan program kerja, ataupun satu sama lain. Kalian-kalian juga yang semangat melali (jalan-jalan) dan lari pagi, walaupun pikiran dan hati dibebani oleh laporan proker dan laporan KK dampingan. Terima kasih sudah menjadi zona nyaman selama 5 minggu ini. Semoga kalian menjadi zona nyaman yang berkelanjutan.

My girls, yang selalu jadi pendengar dan pembicara yang jujur ketika di dalam kamar. Kalian juga yang sudah membantu membasmi binatang-binatang yang ada di dalam kamar (you guys know what I mean). Indi, my 'liat deh Ndi gemes banget binatangnyaaa' friend, yang selalu ngebangunin gue sama Dira buat solat subuh. Walaupun udah jam setengah 7 pagi. Dira, dengan antenna Scorpio kita, selalu nyatu kalau ngobrol dan selera-selera tertentu :) Narita, yang selalu berbaik hati bikin gue ketawa, kadang dengan suara melengkingmu, atau fotomu yang ada di grup Samyang. My heart is in all of you.

My boys, yang hampir selalu mengalah. Gue tau itu ngga mudah, tapi terima kasih. Tio dan Thobie yang ngga pernah gagal bikin ketawa. Sangat bersyukur ada kalian di posko kita yang tegang ini, walaupun sebenernya di benak kalian itu banyak yang dipikirin. Yande, sang bapak rumah tangga, thank you thank you thank you atas keinisiatifan kamu. It will take you places. Hasbi, our micin masterchef, terima kasih karena selalu bikin se-posko kenyang. Ariston, yang selalu bisa mendeskripsikan suasana, seberapa pahitnya keadaannya itu. Terima kasih, karena kata-katamu aku jadi lebih mengapresiasi lingkunganku ini, sekecil apapun itu. Surya, yang udah rela dijadiin koordinator desa, terima kasih. Terima kasih udah bertahan sama kita ber-15 ini selama 5 minggu. Gue tau lo kesel dan pusing sama kita, dan gue tau jadi kordes itu ngga mudah. So thank you, from the bottom of my heart. Stefen, yang kehadirannya saja dapat meramaikan posko ini, walaupun kerjaannya 80 persen tidur. Terima kasih juga udah siap mau menikam orang-orang yang campah haha. Nara, yang rumahnya cuma 10 menit dari posko, rela dijadikan tempat ngadem atau wifi-an sama anak-anak. Terima kasih atas jasamu dan rumahmu, Nar. Ferdy yang selalu nyanyi di setiap sisi rumah, terima kasih sudah menyanyikan lagu-lagu itu dengan suaramu yang merdu itu. Selalu senang dengar kamu nyanyi. Herry, yang menemukan jati dirinya di posko ini, terima kasih udah minta aku ceritain tentang kegiatanku di Jakarta, dan bilang aku nyaman dengan diri aku sendiri pas kita lagi main truth or truth. Itu bikin aku tersenyum lebar. Jeplind, temen cerita gue, cerita tentang apa aja. Terima kasih udah mau dengerin cerita penting-gak penting gue di jam-jam yang mestinya kita semua tertidur. Dan Bagus yang sudah selalu nemenin aku kemana-mana, terima kasih sekali buat semuanya.

Dan pada akhirnya, kita menunggu.
Menunggu cerita-cerita yang akan mereka jalani nanti.

Bukit Jimbaran, 23 Agustus 2018



This writing is only a part of how much I actually feel during my time at Tumbu. As they say, a picture tells a thousand words, so that's what I'm just going to leave you with.

Pictures taken with all kinds of smartphones and their fancy cameras.
Edited on Afterlight and Adobe Photoshop.


Setelah 30 menit muter-muter cari bubur ayam... akhirnya ngga nemu dan makan mie ayam instead.

Ariston and the sunset at Bali Chocolate Factory

Persiapan lomba 17-an

Keindahan Gunung Agung dari Taman Ujung, dan Thobie & Dava

Sapi (!!!!!!) dan belajar bikin tikar pandan.. ternyata susah dan prosesnya cukup lama.

Bagus dan sunrise 17-an di Taman Ujung 
Jalan santai 17-an, dan Dava dengan Blacky


Ke arah Pura Lempuyang, dan Yande

Epeng, Yande, dan Surya dengan bocah-bocah SD 2 Tumbu

Jeplind, and sunset di salah satu pantai asal berhenti di Seraya

Pandan yang lagi dibersihin dan Mei bersama anjing barunya, Heli, yang sama-sama ngantuk.

Pura Lempuyang, dan Dira di Taman Ujung

Menghilangkan deg-degan sebelum ujian


Melali gen

Teman bobo, dan waktu pertama kali survei ke Tumbu

VIAR.

Team

PHBS


Terima kasih.

Comments